VIRALS.CO.ID – Kabupaten Jepara optimis mencapai target investasi tahun 2024 sebesar Rp 2 triliun.
Keyakinan ini didasarkan pada iklim investasi yang kondusif di daerah tersebut.
Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jepara, Edy Sujatmiko, saat menghadiri kegiatan bimbingan teknis penyusunan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) di Restoran Eat and Meet, Bandengan, pada Selasa (23/7/2024).
Menurutnya, iklim kondusif adalah faktor utama yang menarik bagi para investor.
“Karena itu, saya selalu mengajak masyarakat untuk menjaga kondusifitas ini,” kata Sekda Jepara.
Sekda Jepara juga menyadari bahwa selain iklim yang kondusif, ada banyak daya tarik lainnya di Jepara.
“Namun yang utama tetap kondusifitas. Kita ingat dulu daerah-daerah yang sering terjadi demonstrasi dan tidak memberikan rasa aman. Meskipun harga lahan di sana murah, tetapi investor enggan berinvestasi,” ujar Edy.
Selain iklim kondusif, daya tarik lainnya adalah harga lahan yang terjangkau, tenaga kerja terampil, dan upah minimum kabupaten (UMK) yang kompetitif.
Dengan berbagai daya tarik tersebut, Jepara menjadi tujuan investasi yang menarik.
Saat ini, banyak perusahaan penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang berdiri di Jepara, mampu menyerap ribuan hingga belasan ribu tenaga kerja.
“Bahkan ketika UMK Jabodetabek dirasa terlalu tinggi dan UMK di Jepara rendah, banyak perusahaan direlokasi ke Jepara. Kami pernah mencatat nilai investasi belasan triliun. Pasca-Covid, nilai investasi masih mencapai Rp9 triliun,” tambahnya.
Dengan target Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI yang logis sebesar Rp2 triliun, dia optimis target tersebut dapat tercapai.
Edy juga berbagi cerita menarik terkait UMK di Jepara.
“Pernah ada beberapa asosiasi pekerja yang meminta agar UMK Jepara tidak dinaikkan karena khawatir pengusaha akan pindah ke luar kota, sehingga mereka kehilangan pekerjaan,” kata Edy Sujatmiko.
Saat ini, UMK di Jepara sebesar Rp 2,45 juta.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Jepara, Eriza Rudy Yulianto, mengatakan bahwa bimbingan teknis LKPM ini tidak hanya untuk menghitung realisasi investasi di Jepara.
Hasil LKPM akan dikirim ke BKPM sebagai laporan realisasi investasi, mencakup investasi baru serta pencatatan laporan pengembangan oleh perusahaan yang sudah ada di Jepara.
“Selain itu, bimtek ini juga memfasilitasi investor dalam mencatat investasinya. Jika ada kesulitan pengisian LKPM, kami bisa diundang ke perusahaan untuk membantu pengisian LKPM,” jelasnya.
Penerima sosialisasi ini termasuk hotel, penanaman modal asing, dan penanaman modal dalam negeri. (*)