VIRALS.CO.ID – Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Nilam Ariyanti Permata Sari dari program studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri menggelar program inovatif bertajuk “Gerakan Pialima” di Balai Desa Bendosari, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu (4/8/2024).
Program ini menghasilkan produk lilin aroma terapi dari minyak jelantah, yang bertujuan mengurangi limbah minyak bekas serta mendukung gerakan ramah lingkungan di desa tersebut.
Program Gerakan Pialima merupakan akronim dari Pilah Limbah Minyak yang dilatarbelakangi peningkatan limbah minyak jelantah yang kerap kali dibuang sembarangan oleh masyarakat.
“Minyak jelantah ini dapat mencemari air tanah dan menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius,” ujar Ariyanti, dalam keterangannya, Senin (19/8/2024).
Selain itu, rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga juga mendorong mahasiswa Universitas Diponegoro untuk melakukan program ini.
Melalui program ini, mahasiswa KKN ingin memberikan solusi yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
“Lilin aroma terapi dari minyak jelantah dipilih sebagai produk yang dihasilkan karena memiliki potensi ekonomi dan bermanfaat untuk kesehatan serta kenyamanan lingkungan rumah,” jelas dia.
Kegiatan dibuka dengan sambutan dari kepala desa yang menyoroti pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga dan mendukung inisiatif mahasiswa KKN untuk mengajarkan cara memanfaatkan limbah menjadi produk yang bernilai.
Setelah sambutan, mahasiswa KKN memberikan presentasi mengenai dampak negatif minyak jelantah terhadap lingkungan dan kesehatan.
Mereka menjelaskan bagaimana minyak ini dapat mencemari air tanah jika tidak dikelola dengan baik dan memperkenalkan metode pembuatan lilin aroma terapi sebagai solusi yang inovatif.
Praktik pembuatan lilin dimulai dengan pemanasan minyak jelantah yang telah disaring, kemudian dicampur dengan stearic acid untuk memberikan tekstur yang kokoh pada lilin.
Setelah itu, essential oil dan pewarna ditambahkan untuk memberikan aroma dan warna yang menarik.
Proses ini dilakukan dengan menggunakan alat sederhana seperti wajan, kompor, cetakan lilin, dan sumbu.
Lilin yang telah dicetak kemudian didiamkan hingga mengeras, dan peserta dapat melihat hasil dari upaya mereka.
Kegiatan ini berlangsung hingga siang hari, diakhiri dengan diskusi interaktif antara peserta dan mahasiswa KKN mengenai manfaat lilin aroma terapi dan cara menjaga keberlanjutan program ini.
Program ini melibatkan sekitar 30 peserta dari pemuda karang taruna.
Masyarakat sangat antusias mengikuti setiap tahapan program, mulai dari edukasi hingga praktik pembuatan lilin.
Kehadiran dan dukungan dari kepala desa serta perangkat desa juga menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan program ini.
Para peserta aktif berpartisipasi dalam setiap sesi, memberikan ide-ide baru, serta saling berbagi pengalaman dalam pengelolaan limbah rumah tangga.
Keterlibatan masyarakat yang tinggi ini menjadi salah satu faktor keberhasilan program Gerakan Pialima.
Masyarakat Desa Bendosari menyambut baik program ini dan berharap agar kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkala.
Mereka melihat potensi ekonomi dari pembuatan lilin aroma terapi dan berharap keterampilan ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan kesejahteraan.
Masyarakat juga berharap agar program-program yang bertujuan menjaga lingkungan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga dapat terus diperkuat.
Dengan adanya dukungan dari pihak desa dan universitas, mereka yakin bahwa Desa Bendosari dapat menjadi contoh dalam pengelolaan limbah yang kreatif dan berkelanjutan. (*)