VIRALS.CO.ID – Program inovatif digagas Caretta Trisari Vidyaningrum, mahasiswi jurusan Akuakultur 2021 dari Universitas Diponegoro di Desa Bendosari, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (7/8/2024).
Program ini bertujuan untuk meningkatkan minat anak-anak balita Posyandu di desa tersebut terhadap konsumsi ikan, terutama ikan lele, yang terkenal kaya akan protein dan manfaat kesehatan lainnya.
Ditambah lagi Desa Bendosari memiliki potensi besar dalam sektor budidaya ikan lele.
Banyaknya pembudidaya ikan lele di desa ini membuat harga ikan lele relatif murah dan mudah diakses oleh masyarakat.
Namun, ironisnya, minat anak-anak terhadap konsumsi ikan, terutama ikan lele, masih tergolong rendah.
Hal ini menjadi masalah serius, mengingat ikan lele adalah salah satu sumber protein yang dapat membantu mencegah stunting pada anak-anak.
Stunting sendiri merupakan masalah kesehatan yang masih menjadi perhatian besar di Indonesia.
Caretta Trisari Vidyaningrun melihat situasi ini sebagai tantangan yang perlu segera diatasi.
“Meskipun ikan lele murah dan mudah didapatkan, anak-anak seringkali enggan mengonsumsinya karena mungkin rasa atau bentuknya yang tidak menarik bagi mereka. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dalam penyajian makanan yang bisa membuat mereka tertarik dan lebih suka makan ikan lele,” kata Caretta dalam keterangannya, Senin (19/8/2024).
Dalam rangka menarik minat anak-anak terhadap ikan lele, Caretta bersama timnya menciptakan sebuah produk makanan baru yang diberi nama Le-Rice.
Le-Rice adalah onigiri yang terbuat dari nasi yang diisi dengan ikan lele yang telah diolah sedemikian rupa sehingga rasanya lezat dan teksturnya lembut.
Onigiri ini tidak hanya menarik dari segi penampilan, tetapi juga kaya akan kandungan protein nabati yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan anak-anak.
Pada hari pelaksanaan program, onigiri lele ini dibagikan kepada anak-anak balita di Posyandu Desa Bendosari.
Sebelum pembagian, anak-anak diberikan penjelasan mengenai manfaat mengonsumsi ikan, khususnya ikan lele, untuk kesehatan mereka.
Tak hanya itu, para ibu juga diberikan edukasi mengenai cara mengolah ikan lele menjadi makanan yang menarik dan bergizi tinggi.
“Kami ingin anak-anak di Desa Bendosari terbiasa mengonsumsi makanan sehat sejak dini. Onigiri lele ini adalah langkah awal untuk membuat mereka gemar makan ikan,” ujar Caretta saat diwawancarai.
Menurutnya, makanan yang menarik dan enak akan lebih mudah diterima oleh anak-anak, yang sering kali memilih makanan berdasarkan penampilannya.
Program ini mendapatkan respon positif dari anak-anak dan ibu-ibu di Desa Bendosari.
Anak-anak yang awalnya kurang berminat terhadap ikan lele mulai menyukai Le-Rice.
Bahkan beberapa dari mereka meminta tambahan onigiri setelah mencoba.
“Anak saya biasanya susah makan ikan, tapi dengan onigiri lele ini, dia langsung habis satu porsi. Saya juga jadi ingin belajar membuatnya di rumah,” ujar salah satu ibu yang turut serta dalam kegiatan ini.
Caretta berharap bahwa dengan adanya inovasi seperti Le-Rice, konsumsi ikan lele di kalangan anak-anak akan meningkat, dan pada akhirnya dapat membantu mencegah stunting di Desa Bendosari.
“Kami akan terus mengembangkan produk ini dan memperkenalkannya ke lebih banyak desa,” tambahnya.
Dengan keberhasilan program ini, Desa Bendosari menunjukkan bahwa solusi inovatif dapat mengatasi masalah kesehatan masyarakat dengan cara yang sederhana namun efektif.
Le-Rice, onigiri lele yang kaya akan protein, telah menjadi langkah awal yang manis dalam menciptakan generasi yang lebih sehat dan gemar makan ikan. (*)