VIRALS.CO.CO.ID – Koalisi Rakyat Banyumas siap berjuang untuk kemenangan kotak kosong dalam Pilkada Banyumas 2024.
Hingga Rabu (4/9/2024), Koalisi Rakyat Banyumas telah berhasil membangun jaringan dengan dukungan dari 25 ribu pendukung.
Gerakan ini muncul sebagai reaksi atas munculnya pasangan calon (paslon) tunggal yang telah resmi mendaftar ke KPU Banyumas.
Situasi ini dipandang sebagai ancaman bagi demokrasi di Banyumas, dengan potensi terjadinya fenomena kotak kosong yang dianggap sebagai krisis politik.
Koordinator Umum Koalisi Rakyat Banyumas, Setya Adri Wibowo, menegaskan bahwa hak-hak rakyat dalam Pilkada Banyumas 2024 telah dikebiri oleh para elit partai.
Sebagai respons atas situasi tersebut dan demi menjaga demokrasi, ia menginisiasi gerakan untuk memenangkan kotak kosong.
Koalisi Rakyat Banyumas terbentuk dari keresahan masyarakat Banyumas.
“Banyak yang menghubungi saya dan mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap situasi politik saat ini yang hanya menampilkan calon tunggal. Dari sinilah terbentuk Koalisi Rakyat Banyumas, yang sekarang sudah memiliki jaringan lebih dari 25 ribu orang,” ujarnya.
Proses rekomendasi partai-partai yang berubah arah dukungan pada menit terakhir dan mengarah pada calon tunggal dianggap sebagai tindakan penahanan.
Hal ini terutama dirasakan oleh para tokoh Banyumas yang memiliki kapasitas namun minim sumber daya.
Menurut Setya, kondisi ini sangat berbahaya bagi demokrasi di Banyumas. Oligarki, oportunisme, dan praktik jual-beli rekomendasi jelas terlihat.
“Apa jadinya jika Banyumas dipimpin oleh orang-orang yang berada dalam satu frekuensi, baik di eksekutif maupun legislatif? Fungsi pengawasan pasti akan lumpuh,” tegasnya.
Berdasarkan hal tersebut, Koalisi Rakyat Banyumas berkomitmen untuk memenangkan kotak kosong.
Mereka tidak main-main, dengan membentuk strategi kampanye dan tim pemenangan hingga ke tingkat RT-RW.
Selain itu, Koalisi Rakyat Banyumas juga akan menyiapkan saksi-saksi di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Menurut Setya, ini adalah gerakan rakyat yang merasa diperlakukan tidak adil oleh proses demokrasi yang terjadi di Banyumas saat ini.
“Banyak tokoh di beberapa kecamatan menghubungi saya dan meminta saya datang. Saya bersama tim berkeliling ke Sumpiuh, Tambak, Wangon, dan lainnya untuk menjelaskan fenomena melawan kotak kosong beserta berbagai konsekuensi yang mungkin terjadi. Dan mereka sepakat untuk bergabung dalam gerakan ini demi memenangkan Pilkada Banyumas 2024,” ungkapnya. (*)