VIRALS.CO.ID – Seorang pengasuh anak di Surabaya, berinisial NR (37), kini resmi ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan setelah diketahui memberikan obat keras kepada anak asuhnya.
Kasus ini terungkap setelah seorang ibu membeberkan pengalaman pahitnya melalui media sosial, yang kemudian menjadi viral.
Akun Instagram @linggra.k, yang diketahui milik ibu berinisial LK, mengungkapkan bahwa pengasuh tersebut telah memberikan obat penggemuk kepada anaknya selama sekitar satu tahun.
Dalam unggahan tersebut, LK memajang foto-foto NR dan beberapa obat yang disimpan oleh pengasuh itu, yang diidentifikasi sebagai Deksametason dan Pronicy—obat yang beredar bebas di marketplace.
Putra LK, berinisial EL (2), bahkan harus menjalani perawatan di rumah sakit akibat tindakan tersebut.
Tujuan dari unggahan tersebut adalah untuk memperingatkan para orang tua lainnya agar lebih waspada ketika mempercayakan pengasuhan anak kepada babysitter.
Kejadian ini menimpa keluarga LK, seorang ibu tiga anak asal Surabaya.
Anak yang menjadi korban adalah putra kedua LK, yang baru berusia dua tahun.
Postingan yang diunggah pada Minggu (6/10/2024) tersebut dengan cepat viral, hingga Sabtu (12/10/2024), sudah mendapat 13,7 ribu likes, 986 komentar, dan dibagikan lebih dari 39,4 ribu kali.
LK mulai mencurigai kelakuan pengasuhnya ketika menemukan serbuk aneh berwarna-warni di gelas minum anaknya, yang disimpan di dekat wastafel.
Serbuk tersebut ternyata berasal dari obat-obatan yang telah dihancurkan dan disimpan dalam toples putih.
“Saya baru menyadari ketika asisten rumah tangga saya menemukan gelas anak saya berisi serbuk aneh. Serbuk tersebut ternyata obat yang dihaluskan dan dimasukkan ke dalam gelas anak saya,” ungkap LK di Instagram.
Pengasuh tersebut, yang berasal dari Kabupaten Ngawi, telah bekerja selama dua tahun dengan keluarga LK.
Selama ini, NR membeli obat-obatan tersebut melalui marketplace dan menyimpannya dalam laci di kamar mandi.
Menurut pengakuan NR, ia memberikan obat itu kepada EL setiap siang setelah makan, dengan harapan anak tersebut mau makan lebih cepat dan lebih banyak.
Praktik ini dilakukan hampir setiap hari selama setahun. (*)