VIRALS.CO.ID – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro berhasil mengembangkan inovasi baru dengan memanfaatkan ekstrak daun jati sebagai bahan utama pembuatan hand sanitizer alami.
Inovasi ini dilakukan sebagai bagian dari program monodisiplin KKN di Desa Gebang, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Rabu (31/7/2024) .
Program ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan masyarakat akan hand sanitizer yang meningkat tajam sejak pandemi Covid-19 melanda.
Melihat potensi alam yang ada, mahasiswi S1 KKN Undip, Itsnaeni Rohmah dari jurusan Kimia, kemudian menginisiasi pemanfaatan pohon jati yang banyak tumbuh di sekitar desa sebagai hand sanitizer yang ramah lingkungan.
“Keunggulan hand sanitizer berbahan ekstrak daun jati ini adalah sifat antibakteri, antimikroba, antioksidan, aman bagi kesehatan, ramah lingkungan, serta memiliki aroma dan pelembap alami,” kata Itsnaeni Rohmah, dalam keterangannya, Minggu (18/8/2024).

Sebelumnya, telah banyak dilakukan penelitian mengenai senyawa yang terkandung pada daun jati.
Daun jati mengandung flavonoid, tanin, saponin, alkaloid, terpenoid, steroid, dan vitamin C yang cukup menjanjikan, sehingga berpotensi sebagai bahan alami dalam pembuatan hand sanitizer dengan efek antibakteri dan antioksidan yang efektif serta bermanfaat bagi kesehatan.
Program monodisiplin ini berlangsung pada hari Rabu (31/7/2024) di Balai Desa Gebang dan dihadiri oleh ibu-ibu PKK, kader posyandu, serta anggota karang taruna.
Acara diawali dengan sosialisasi mengenai pentingnya hand sanitizer di era sekarang dan bagaimana memanfaatkan potensi alam di sekitar kita.
Setelah sosialisasi singkat, Itsnaeni Rohmah kemudian mendemonstrasikan pembuatan hand sanitizer dengan ekstrak daun jati.
Dalam proses pembuatannya, daun jati terlebih dahulu dikeringkan selama 2 hari lalu diekstraksi dengan pelarut etanol 70% untuk mendapatkan zat aktifnya.
Kemudian, larutan ekstrak dicampur dengan bahan-bahan lain seperti gliserol, hidrogen peroksida, dan air suling untuk menghasilkan hand sanitizer.
Hand sanitizer yang baru dibuat harus didiamkan selama 72 jam sebelum siap digunakan untuk memastikan tidak ada kontaminan mikroba.
Selama Itsnaeni memberikan penjelasan, audiens turut menyimak dengan saksama dan ikut berpartisipasi aktif dalam pembuatan hand sanitizer dengan ekstrak daun jati.
Beberapa di antara mereka juga mengajukan pertanyaan terkait cara mengeringkan daun jati yang efektif.
Melalui program monodisiplin ini, Itsnaeni Rohmah berharap masyarakat Desa Gebang dapat memanfaatkan daun jati yang banyak tersedia di sekitar untuk diolah menjadi hand sanitizer.
“Selain itu produk ini juga layak jual dan berpotensi menjadi usaha baru untuk pengembangan produk ramah lingkungan yang bernilai ekonomi,” tutup Itsnaeni. (*)