viral Pendidikan

KKN UNDIP Dongkrak Produktivitas Pembudidaya Ikan: Gurami Sehat, Panen Melimpah

Mahasiswa tim II KKN Universitas Diponegoro 2023/2024, mengecek kolam ikan gurame, di Desa Munggur, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. (dok KKN Undip 2024)

VIRALS.CO.ID – Penyakit pada ikan merupakan masalah yang tidak dapat dihindari.

Penyakit ikan dapat muncul melalui tiga faktor, yaitu inang/ikan, patogen, ataupun lingkungan.

Masalah penyakit ikan ini dialami oleh Bu Pur, pembudidaya ikan gurami di Desa Munggur.

“1.000 benih ikan gurami yang baru ditebar satu bulan, langsung habis karena banyak yang mati,” ujar Bu Pur.

Kematian pada ikan tersebut ditunjukkan dengan adanya bercak merah pada tubuh ikan gurami.

Bu Pur sendiri menyatakan sudah melakukan penanganan dengan menggunakan obat kimia, tetapi tidak ada ikan yang terselamatkan.

Hal tersebut tentunya menyebabkan kerugian besar bagi Bu Pur.

Mahasiswa tim II KKN Universitas Diponegoro 2023/2024, Nur Hanifah memberikan modul Metode Pembesaran Ikan Gurami dan alat ukur kualitas air kepada pembudidaya ikan di Desa Munggur, Mojogedang, Karanganyar. (dok KKN Undip)

Mahasiswa tim II KKN Universitas Diponegoro 2023/2024, Nur Hanifah dari program studi Akuakultur, melakukan survey dan wawancara kepada Bu Pur untuk mengulik penyebab munculnya penyakit tersebut.

Hasil wawancara yang dilakukan, diduga terdapat dua faktor yang memicu ikan gurami terserang penyakit.

Pertama, pemberian pakan buatan yang terlalu berlebihan pada benih ikan gurami.

Hal tersebut menyebabkan limbah pakan mengotori kualitas air budidaya, sehingga kondisi air dalam kolam memburuk.

Hal tersebut menyebabkan ikan stress dan mudah terserang oleh penyakit.

Kedua, persiapan kolam yang dilakukan hanya sebatas menyikat kolam tanpa dilakukan sterilisasi dengan baik.

Kedua faktor tersebut termasuk dalam metode budidaya yang dilakukan belum sesuai.

Wajar hal tersebut terjadi karena Bu Pur merupakan pembudidaya yang baru memulai usahanya sekitar 2 tahun.

“Panen pertama dan kedua berhasil. Saat budidaya yang ketiga kalinya, saya coba tambah benihnya, tapi malah ikannya pada mati semua karena penyakit. Ini kolamnya saya ganti ikan nila dahulu karena lebih tahan kondisi airnya”, ujar Bu Pur. B

Dia juga mengatakan bahwa masih belajar tentang budidaya ikan gurami karena ingin kembali usaha budidaya ikan gurame.

Dari kasus tersebut, Nur Hanifah melakukan suatu kegiatan, yaitu “Pencerdasan Budidaya Pembesaran dan Jenis-Jenis Penyakit Pada Ikan Gurami”.

Kegiatan tersebut dilakukan pada hari Rabu, 31 Juli 2024 di rumah Bu Pur, Dusun Sidorejo, Desa Munggur, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar.

Tujuan dari kegiatan tersebut yaitu menyalurkan pengetahuan yang diterima selama kuliah kepada pembudidaya untuk dapat diterapkan nantinya.

Pengetahuan tersebut tentunya akan membantu dalam pelaksanaan budidaya ikan gurami, seperti hal-hal yang perlu diperhatikan.

Selain itu, pengetahuan tersebut dapat mencegah terjadinya kegagalan panen dan meningkatkan hasil produksi.

Kegiatan pencerdasan berkonsep diskusi, sehingga terbentuk interaksi aktif dalam pemahaman materi.

Adapun materi yang disampaikan yaitu mengenai metode pembesaran ikan gurami.

Metode tersebut terdiri dari persiapan kolam, penebaran benih, pemberian pakan, pengecekan kualitas air, dan panen.

Tahapan tersebut sudah mencakup hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses budidaya dari awal hingga akhir dan standar budidaya ikan gurami.

Setiap jenis ikan yang dibudidaya memiliki penanganan budidaya yang berbeda pula.

Selain itu, materi mengenai jenis penyakit dan pengendaliannya juga dijelaskan.

Hal tersebut penting untuk diketahui agar pembudidaya tahu jenis-jenis penyakit pada ikan gurami, seperti Motile Aeromonas Septicemia (MAS), Fish TB (Tuberculosis), dan Jamur Saprolegnia sp.

Gejala klinis yang ada menjadi indikator penyakit yang menyerang ikan.

Adapun cara pengobatan ikan perlu diperhatikan, seperti cara perendaman dan dosis yang diberikan.

Tidak hanya penyampaian materi, tetapi juga demonstrasi pengukuran kualitas air.

Pengukuran ini perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi air pada kolam budidaya.

Ketika kondisi air buruk, dapat dilakukan penanganan langsung.

Parameter kualitas air yang diukur yaitu suhu dan pH.

Suhu berpengaruh terhadap metabolisme dan stress ikan, sedangkan pH menentukan kelayakan kondisi air pada kolam.

Selama kegiatan pencerdasan yang telah dilakukan, Bu Pur mengikutinya dengan antusias dan aktif dalam bertanya.

Pada akhir kegiatan, Modul Metode Pembesaran Ikan Gurami dan alat ukur kualitas air diserahkan kepada Bu Pur sebagai pegangan untuk kedepannya.

Harapan dari pencerdasan tersebut, Bu Pur dapat melanjutkan kembali budidaya ikan gurame.

“Saya berterimakasih banyak pada KKN UNDIP, dengan seperti ini saya jadi tahu kesalahannya dimana. Materi yang saya dapatkan ini nanti saya terapkan untuk budidaya kedepannya. Kalau berhasil, saya hubungi kembali”, ujar Bu Pur. (*)

Exit mobile version