VIRALS.CO.ID – Para nelayan tradisional di Desa Suradadi, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, mengeluhkan kondisi muara Sungai Cenang yang semakin dangkal selama lima tahun terakhir.
Pendangkalan ini memaksa nelayan menunda keberangkatan mereka hingga air laut pasang, sebab melewati alur sungai yang dangkal, dengan kedalaman terendah hanya sekitar 20 sentimeter, sangat berisiko membuat kapal kandas.
Kondisi ini terungkap saat Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal, Joko Kurnianto, melakukan kunjungan ke lokasi dan berdialog dengan para nelayan.
Menurut Joko, sedimentasi yang terjadi kian parah sejak bangunan pemecah gelombang atau breakwater di sisi barat muara mengalami kerusakan dan terputus.
Akibatnya, gelombang laut mudah masuk ke muara dan membawa pasir, yang memperburuk pendangkalan.
Setelah melaut, banyak perahu nelayan harus bergantian untuk bisa masuk ke aliran Sungai Cenang dan bersandar di area sekitar TPI Suradadi yang berjarak 200-300 meter dari muara.
“Kondisi ini menyedihkan. Para nelayan harus saling bergiliran dan mendorong perahu dari muara hingga TPI. Selain melelahkan, proses bersandar ini bisa memakan waktu tiga hingga empat jam,” kata Joko dalam keterangan yang diterima pada Selasa (29/10/2024).
Joko menegaskan bahwa pemerintah daerah akan mengupayakan solusi dengan berkoordinasi bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) untuk segera melakukan pengerukan atau normalisasi sungai.
Selain normalisasi, juga diusulkan perbaikan breakwater yang sudah berusia 15 tahun untuk menahan gelombang laut dan mengurangi sedimentasi di muara.

Pendangkalan ini juga dibenarkan Dedy Susanto, seorang nelayan dari Desa Suradadi.
Ia menyebut kondisi muara semakin parah dalam lima bulan terakhir dan berharap pemerintah segera mengambil tindakan.
“Kami sangat mengharapkan pemerintah bisa segera bertindak untuk mengatasi masalah ini agar aktivitas nelayan kembali normal, karena laut adalah sumber penghidupan utama kami,” ujar Dedy.
Ketua Kelompok Nelayan Barakuda Desa Suradadi, Ahmad Riyadi, menambahkan bahwa ia terpaksa berhenti melaut selama empat bulan terakhir.
Kapalnya yang berukuran lebih dari 5 GT tidak bisa keluar masuk muara Sungai Cenang karena pendangkalan yang serius.
“Saat ini sekitar 60 persen muara dipenuhi sedimen pasir. Jika saya berlayar, perahu nelayan lain akan sulit masuk dan keluar karena mereka harus saling membantu dengan cara mendorong,” ungkap Ahmad. (*)