VIRALS.CO.ID – Danau Rawa Pening di Kabupaten Semarang terus menjadi perhatian berbagai pihak karena permasalahan sedimentasi, penurunan kualitas air, serta menyusutnya populasi ikan di sana.
Dari pengujian di 14 lokasi yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta (PJT) I, diketahui bahwa air danau telah mencapai tingkat pencemaran sedang.
Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) Wilayah Sungai Jratun Seluna PJT I, Didit Priambodo, mengungkapkan senyawa seperti Biological Oxygen Demand (BOD), Nitrogen, dan Fosfat menjadi faktor utama yang mempengaruhi kualitas air di Rawa Pening.
Kandungan senyawa-senyawa ini dinilai telah melebihi ambang batas standar mutu yang ditetapkan.
“Ini menunjukkan bahwa Danau Rawa Pening mengalami over nutrient akibat aktivitas pertanian dan budidaya perikanan,” ujar Didit saat pelepasan benih ikan di Bukit Cinta, Banyubiru, Kabupaten Semarang, Rabu (30/10/2024).
Beberapa faktor ini juga diduga mempercepat pertumbuhan eceng gondok yang sudah berlebihan di danau, sehingga memperburuk kondisi ekosistemnya.
Di sisi lain, penurunan populasi ikan di Rawa Pening semakin menyulitkan masyarakat sekitar yang bergantung pada sektor perikanan.
Untuk membantu pemulihan ekosistem, PJT I kembali melepaskan sekitar 50 ribu benih ikan nila di danau. Ini merupakan upaya tahunan PJT I untuk meningkatkan populasi ikan di Rawa Pening.
Didit berharap agar masyarakat sekitar dapat lebih memilih perikanan tangkap daripada budidaya perikanan, yang dianggap berpotensi memperbaiki kualitas air dan menekan pertumbuhan eceng gondok.
Kepala Bidang Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA) dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Lalu Ardian Bagus Nugroho, menjelaskan pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk mengatasi masalah di danau ini.
Ia menyebut bahwa pemeliharaan seperti pengerukan sedimentasi dapat meningkatkan volume air di Rawa Pening, dengan membersihkan eceng gondok menggunakan 14 alat khusus dan 6 alat berat ekskavator.
Eceng gondok tersebut kemudian dilokalisasi dan rencananya akan dibuang atau diolah menjadi produk kerajinan tangan.
“Jika terlihat gundukan eceng gondok di sekitar danau, itu hanya sementara. Kami sudah bekerja sama dengan PTPN 1 Regional 3 untuk membuang eceng gondok ke tempat pengelolaan,” jelasnya. (*)