VIRALS.CO.ID – Baim Wong kini lebih aktif di TikTok daripada YouTube.
Keputusannya ini didasarkan pada pengamatannya terhadap tren global.
Baru-baru ini, Baim Wong rela menghabiskan empat jam live di TikTok untuk menjual panci.
Baim Wong mengaku ketagihan berjualan secara live karena pendapatannya sangat menggiurkan. Ia berbagi pengalaman dari perjalanan bisnisnya hingga ke China, di mana ia melihat apa yang terjadi di sana kemungkinan besar akan terjadi di Indonesia.
“Orang-orang berpikir sempit, ‘Im, lo ngapain jual panci?’,” kata Baim Wong dalam tayangan di kanal YouTube Kaesang Pangarep, Sabtu (27/7/2024).
Meski hanya menjual panci, berjualan online memiliki jangkauan konsumen yang lebih luas tanpa batasan geografis.
“Kami malah berpikir, gue punya satu toko yang bisa menjangkau seluruh Indonesia,” ujarnya.
“Live gue bisa ditonton oleh 40.000 orang, sedangkan mal mungkin hanya dikunjungi ribuan orang,” tambahnya.
Tantangan utama dalam berjualan online adalah membangun kepercayaan konsumen terhadap toko mereka.
“Yang paling susah itu membuat toko dipercaya orang,” jelas Baim Wong.
Keputusan Baim Wong untuk lebih aktif di TikTok dan mengurangi konten di YouTube karena ia melihat peluang di masa depan.
“Awalnya enggak sengaja, lagi YouTube, tapi kemudian melihat TikTok menjadi platform ketiga terbesar di dunia, dan akan segera bergeser,” ujar Baim Wong.
Di China, mal sudah sepi dan orang-orang lebih memilih belanja online.
“Apa yang terjadi di China, kita pasti terlambat dua tahun. Tapi gue bergerak berdasarkan data dan analisa. Ketika itu terjadi di sana, gue coba di sini,” ungkapnya.
Baim Wong yakin bahwa dunia online akan semakin berkembang dan merajai pasar di masa depan.
“Gue udah enggak bawa dompet lagi sekarang, dan itu udah terjadi di Amerika sejak 3-5 tahun lalu,” ujarnya.
Saat ditanya tentang penghasilan dari live TikTok selama empat jam, Baim Wong hanya tersenyum.
“Kalau ketagihan, berarti lumayan lah,” ujar Kaesang Pangarep.
“Enggak mungkin dua jam cuma tiga digit,” tambah Kaesang yang disambut tawa oleh Baim Wong.
