VIRALS.CO.ID – Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN), melaksanakan berbagai program pengabdian kepada masyarakat di Desa Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.
Salah satu program yang paling diminati oleh warga adalah pengenalan dan pembuatan Budidaya Ikan Dalam Ember (Budikdamber), sebuah Gagasan dari Muhammad Rizki Agung Nur Cahya, anggota Tim KKN II UNDIP 2023/2024.
Program ini dirancang khusus untuk membantu keluarga yang kurang mampu dalam meningkatkan ketahanan pangan dan menambah penghasilan sampingan dengan cara yang sederhana dan terjangkau semua kalangan.
Pembuatan Budikdamber
Budikdamber merupakan metode budidaya yang menggabungkan pemeliharaan ikan lele dengan penanaman kangkung dalam satu wadah berupa ember.
Dalam penyuluhan ini, Muhammad Rizki memberikan penjelasan mendetail tentang cara memulai Budikdamber, dimulai dari persiapan bahan-bahan yang diperlukan, seperti ember berukuran besar, bibit ikan lele, benih kangkung, dan air yang cocok dengan kultivan.
Ia juga menjelaskan tahapan pembuatan, yang meliputi pengisian air ke dalam ember, penebaran bibit ikan lele, dan penanaman kangkung di bagian atas ember.
Selain itu, Rizki menjelaskan ilmu tentang cara merawat ikan lele, termasuk menjaga kualitas air agar tetap bersih dan memastikan ikan tumbuh dengan sehat.
Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan yang baik untuk mendapatkan hasil maksimal dari budidaya ini.
“Dengan Budikdamber, kita tidak hanya mendapatkan ikan lele yang kaya akan protein, tetapi juga sayur kangkung yang bisa dipanen secara berkala. Ini sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga jika sudah waktu panen,” jelasnya.

Manfaat Budikdamber
Program ini tidak hanya sekadar mengajarkan teknik budidaya, tetapi juga memberikan pengetahuan tentang manfaat gizi dari ikan lele.
Rizki menjelaskan bahwa ikan lele memiliki kandungan protein yang tinggi, asam lemak omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung, serta berbagai vitamin dan mineral yang penting bagi tubuh.
Ia juga menyoroti bahwa konsumsi ikan lele sangat dianjurkan untuk meningkatkan kesehatan keluarga, terutama bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Masyarakat Desa Pucang, terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu, menyambut program ini dengan penuh antusias. Banyak yang merasa program Budikdamber ini sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari dengan cara yang praktis dan ekonomis.
Pakdhe Ro, warga yang mengikuti sosialisasi, mengungkapkan rasa syukurnya.
“Program ini benar-benar memberikan solusi bagi kami yang memiliki keterbatasan lahan dan biaya. Dengan Budikdamber, saya bisa memelihara ikan lele dan menanam sayur kangkung di halaman rumah. Hasilnya bisa kami konsumsi sendiri, bahkan kalau lebih bisa dijual,” katanya.
Respons Dari Partisipan Masyarakat
Pak Bowo yang juga turut serta, mengaku senang dengan adanya program ini.
“Anak-anak saya suka ikan lele, dan sekarang saya bisa memelihara ikan sendiri di rumah. Selain itu, saya juga bisa menanam kangkung yang bisa langsung dipetik untuk dimasak. Ini membantu kami untuk menghemat pengeluaran,” ujarnya.
Rizki juga menekankan bahwa Budikdamber tidak memerlukan perawatan yang rumit, sehingga cocok diterapkan oleh keluarga di pedesaan yang memiliki keterbatasan waktu dan sumber daya.
Ia berharap program ini dapat diadopsi secara luas oleh warga Desa Pucang, sehingga mereka bisa lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
“Saya akan terus mendampingi warga yang ingin memulai Budikdamber di rumah masing-masing, serta memberikan bimbingan agar mereka bisa mendapatkan hasil yang maksimal, meskipun setelah saya sudah tidak di Desa Pucang dapat langsung menghubungi saya” tambahnya.
Harapan Setelah Adanya Program Budikdamber
Program ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga bisa menjadi solusi berkelanjutan untuk masalah ketahanan pangan di Desa Pucang.
Mahasiswa KKN Undip berkomitmen untuk terus memberikan edukasi dan pendampingan kepada warga, serta mendorong mereka untuk mengembangkan Budikdamber menjadi salah satu sumber penghasilan tambahan bagi keluarga.
Dengan respon positif yang diterima, program ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk menerapkan metode serupa dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan gizi masyarakat, terutama bagi keluarga yang kurang mampu. (*)