VIRALS.CO.ID – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) kembali berinovasi.
Kali ini, Intan Swastika Sari menginisiasi program edukasi pembuatan sabun dari eco-enzyme kepada masyarakat Desa Rowoyoso, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu program yang diadakan perguruan tinggi di Indonesia untuk memberikan pengalaman pengabdian kepada masyarakat dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama masa perkuliahan.
Mahasiswa diharapkan dapat menyalurkan ilmu dari masing-masing studi keilmuan yang kemudian direalisasikan dalam bentuk pengabdian serta pendampingan kepada masyarakat.
Untuk itu, Mahasiswa KKN TIM II Tahun 2023/2024 memilih temaprogram pembuatan sabun Eco-Enzyme, karena kurang perhatian mengenai sampah.
Apalagi, tidak tersedianya tempat sampah pada masing-masing rumah dan pembuangan sampah dengan cara dibakar di tempat terbuka.
Disisi lain, limbah organik yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga, seperti sisa sayuran dan kulit buah-buahan belum dimanfaatkan secara optimal.
Untuk meminimalisir terjadinya penumpukan dan penimbunan sampah rumah tangga, diperlukan pengelolaan yang efektif terhadap limbah rumah tangga tersebut dengan menggunakan eco-enzyme, yaitu cairan serbaguna yang berasal dari sampah organik.
Eco-enzyme ini dapat dijadikan sebagai sabun cuci piring.
Eco-enzyme sendiri merupakan cairan hasil fermentasi dari sampah organik rumah tangga seperti sisa sayuran atau kulit buah, gula, dan air.
Program ini bertujuan untuk mengolah sampah organik yang selama ini seringkali menjadi masalah menjadi produk yang bermanfaat.
Selain mengurangi volume sampah, pembuatan sabun eco-enzyme juga dapat menghemat pengeluaran rumah tangga dan mengurangi penggunaan produk pembersih kimia yang berbahaya bagi lingkungan.
Eco-enzyme memiliki banyak manfaat, mulai dari pembersih piring, lantai, pakaian, sabun cuci tangan, hingga pupuk tanaman.
Dengan membuat sabun sendiri, masyarakat tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga mendapatkan produk yang lebih alami dan ramah lingkungan.
Dalam pelatihan pembuatan sabun eco-enzyme, mahasiswa KKN Undip tidak hanya memberikan materi teori, tetapi juga melakukan demonstrasi langsung.
Masyarakat diajarkan cara membuat eco-enzyme, memilih bahan-bahan yang tepat, hingga teknik pembuatan sabun.
Dengan perbandingan yang tepat antara MES (Metil ester sulfonate), garam, foam booster dan air untuk pembuatan sabun eco-enzyme dan masyarakat diajak untuk berkreasi menghasilkan cairan serbaguna ini. Sabun eco-enzyme tidak hanya efektif membersihkan, tetapi juga memiliki aroma alami yang menyegarkan.
Kali ini, Intan Swastika Sari menginisiasi program edukasi pembuatan sabun dari eco-enzyme kepada masyarakat Desa Rowoyoso, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. (dok KKN Undip)
Tantangan dan Harapan
Meskipun mendapat sambutan positif dari masyarakat, program ini juga menghadapi beberapa tantangan.
Salah satunya adalah mengubah kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah organik.
Namun, mahasiswa KKN Undip optimis bahwa dengan sosialisasi yang terus-menerus, masyarakat akan semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.
Kehadiran sabun eco-enzyme diharapkan dapat mengubah kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah organik.
Alih-alih dibuang begitu saja, sampah dapur seperti kulit buah dan sayuran kini dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat.
Selain itu, penggunaan sabun eco-enzyme juga berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat Desa Rowoyoso untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
“Dengan memanfaatkan potensi yang ada di sekitar kita, kita bisa menciptakan hidup yang lebih berkelanjutan serta diharapkan Desa Rowoyoso dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengelola sampah organik secara kreatif dan bernilai tambah,” jelasnya. (*)