VIRALS.CO.ID – Permasalahan utama para pembudidaya ikan yang sering dijumpai yaitu harga pakan yang terlalu tinggi.
Tingginya harga pakan tersebut mengurangi keuntungan yang diperoleh, sehingga diperlukan pakan alternatif untuk mengurangi input pakan yang dibutuhkan.
Mahasiswa tim II KKN Universitas Diponegoro 2023/2024, Nur Hanifah dari program studi Akuakultur, memberikan alternatif probiotik pada pakan untuk mengurangi konsumsi pakan buatan pada budidaya ikan.
Hal tersebut dilakukan melalui kegiatan “Pelatihan Pembuatan Probiotik Pada Pakan Ikan”.
Kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal 24 Juli 2024 di salah satu pembudidaya ikan gurame yang ada di Desa Munggur, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar.
Pelatihan tersebut diterima dengan baik oleh pembudidaya ikan gurame, dimana jenis ikan gurame memiliki laju pertumbuhan yang lambat dibandingkan ikan tawar lainnya, sehingga kebutuhan pakannya besar.
Tujuan dari pelatihan tersebut yaitu membantu pembudidaya ikan skala kecil yang ada di Desa Munggur dalam mengurangi biaya pakan yang dikeluarkan dengan menggunakan probiotik.
Probiotik ini digunakan sebagai suplemen tambahan pada pakan ikan.
Probiotik terdiri dari mikroorganisme hidup, seperti bakteri, yang menguntungkan bagi hewan yang memakannya.
Bakteri tersebut berperan dalam proses pencernaan ikan untuk meningkatkan efisiensi pakan.
“Efisiensi pakan mempengaruhi pertumbuhan ikan, dimana pakan dapat termanfaatkan dengan baik oleh ikan, tidak terlalu banyak ataupun terlalu sedikit,” kata Nur, dalam keterangannya, Sabtu (10/8/2024).
Efisiensi pakan yang baik akan meningkatkan pertumbuhan ikan, sehingga ikan lebih cepat untuk mencapai ukuran konsumsi.
Hal tersebut dapat mempersingkat waktu pemeliharaan ikan, sehingga pakan yang dikeluarkan juga dapat berkurang.
Pelatihan diawali dengan pemaparan materi, kemudian demonstrasi cara pembuatan probiotik. Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu dedak, fermipan/ ragi, susu fermentasi, molase, dan air.
“Bahan-bahan tersebut tentunya mudah ditemukan dan harganya murah, sehingga dapat dipraktikkan,” jelasnya.
Konsep pelatihan tersebut yaitu perseorangan langsung dengan pembudidaya ikan, sehingga diskusi bersama dapat berjalan dengan baik.
Pembudidaya ikan gurame juga antusias dan aktif bertanya terkait bahan-bahan yang digunakan. Probiotik yang telah dibuat dan leaflet materi, diserahkan kepada pihak pembudidaya.
“Harapan dari pelatihan ini adalah pembudidaya ikan dapat menerapkannya setelah 10-14 hari proses fermentasi,” tambahnya.
Pengaplikasian probiotik tersebut yaitu dengan mencampurkannya pada pakan buatan atau pelet, kemudian dikeringkan terlebih dahulu sebelum pelet diberikan pada ikan.
Pihak pembudidaya pun berkesan dan berharap dengan adanya probiotik tersebut membantu dalam pengurangan biaya pakan dan ikan dapat tumbuh dengan cepat. (*)