viral Pendidikan

Sampah Organik di Kelurahan Mangkubumen Tak Terurus? Tim II KKN UNDIP 2024 Temukan Solusi Hebat Dengan Maggot!

Edukasi hasil infografis kepada warga RW 06 Kelurahan Mangkubumen Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. (dok KKN Undip)

VIRALS.CO.ID – Warga RW 06 Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah organik yang selama ini menumpuk tanpa penanganan yang memadai.

Kondisi ini mengakibatkan dampak negatif pada lingkungan sekitar, termasuk pencemaran tanah dan air yang kian mengkhawatirkan.

Selain itu, sampah organik yang tidak terkelola dengan baik berpotensi menimbulkan masalah kesehatan, seperti penyebaran penyakit akibat bakteri dan serangga.

Menurut data survei yang dihimpun oleh Tim II KKN Universitas Diponegoro (UNDIP) 2024 bersama dosen pendamping Dra. Retno Hestiningsih,M.Kes.

Dalam enam bulan terakhir, volume sampah organik di TPS setempat meningkat sebesar 20%.

Setiap hari RW 06 Kelurahan Mangkubumen menghasilkan sekitar 50 kg sampah organik, sebagian besar berupa sisa makanan dan limbah sayuran.

Sampah ini, jika tidak dikelola dengan benar, dapat menyebabkan penumpukan di TPS dan meningkatkan risiko pencemaran.

Merespons permasalahan ini, Tim II KKN Universitas Diponegoro (Undip) 2024 yang digagas Syarifah Desy Rahmawati melaksanakan program edukasi intensif melalui penyebaran infografis dalam bentuk poster kepada warga RW 06 Kelurahan Mangkubumen.

“Program ini bertujuan memperkenalkan teknologi pemanfaatan maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF) sebagai solusi utama dalam mengelola sampah organik secara efektif,” kata Syarifah, Kamis (15/8/2024).

Maggot dipilih sebagai solusi karena memiliki kemampuan menguraikan sampah organik dengan cepat.

Dalam waktu 24 jam, maggot dapat mengurangi volume sampah organik hingga 50%.

Selain itu, maggot yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang berkualitas tinggi, sehingga memberikan manfaat ekonomi bagi warga.

Dengan menggunakan maggot, kita tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat.

Penyebaran infografis yang dilakukan oleh Syarifah Desy Rahmawati mendapat feedback positif dari warga RW 06 Kelurahan Mangkubumen.

Infografis tersebut berisi panduan lengkap mulai dari cara memulai budidaya maggot hingga pemanfaatan hasil penguraian sebagai pupuk dan pakan ternak.

“Harapan dengan adanya edukasi ini, warga dapat mengimplementasikan teknologi ini secara mandiri dan berkelanjutan,” ujar dia.

Syarifah Desy Rahmawati, mahasiswa KKN Undip mendapatkan feedbak positif dari warga RW 06 Kelurahan Mangkubumen Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. (dok KKN Undip)

Lebih lanjut, Ketua RW 06 Kelurahan Mangkubumen menjelaskan bahwa berdasarkan edukasi yang telah dilakukan, jika seluruh RW 06 Kelurahan Mangkubumen menerapkan teknologi pemanfaatan maggot dalam jangka waktu satu tahun dapat mengurangi volume sampah organik.

Ini adalah langkah konkret yang bisa diambil untuk mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

Pemerintah Kelurahan Mangkubumen juga mendukung penuh inisiatif ini dan telah menginstruksikan pengurus karang taruna RW 06 Kelurahan Mangkubumen untuk memberikan dukungan kepada warga yang ingin memulai budidaya maggot.

Kegiatan ini sejalan dengan program pemerintah kota untuk mengurangi sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) dan meningkatkan kualitas lingkungan.

Dengan infografis ini, RW 06 Kelurahan Mangkubumen diharapkan mampu menjadi teladan dalam pengelolaan sampah organik yang berkelanjutan dan memberikan pengaruh positif baik bagi lingkungan maupun kesejahteraan masyarakat. (*)

Exit mobile version